Teknologi Telematika dan Contoh Penerapannya
Di Bidang Pendidikan
Kehidupan
manusia yang terus bergerak dan berkembang ditandai akan adanya
perubahan-perubahan menuju ke arah yang lebih baik. Kemampuan berpikir dan
berinteraksi antar manusia dalam proses yang panjang, akan menghasilkan
peradaban. Beberapa ilmuan telah membuat periodisasi peradaban manusia, salah
satunya adalah Alvin Toffler. Ia menyatakan bahwa peradaban manusia terdiri
dari tiga zaman. Pertama adalah Zaman Pertanian, kedua Zaman Industri, dan yang
ketiga adalah Zaman Informasi.
Saat
ini kitengah memasuki zaman informasi, yang menegaskan bahwa jarak geografis
tidak lagi menjadi faktor penghambat dalam hubungan antara manusia atau antar
lembaga usaha. Berbagai informasi dapat diakses dengan mudah sekaligus cepat.
Setiap perkembangan dapat diikuti dimanapun berada. Istilah “jarak sudah mati”
atau “distance is dead” makin lama makin nyata kebenarannya. Zaman informasi
menyebabkan jagad ini menjadi suatu “dusun semesta” atau “global village”.
Zaman
informasi yang sudah berkembang sedemikian rupa seperti sekarng ini, hanya
mungkin dengan adanya dukungan teknologi. Teknologi inilah yang menyampaikan
beragam dan banyak informasi. Teknologi telematika selama beberapa dasawarsa
ini telah berkembang sehingga mampu menyampaikan sejumlah besar informasi.
Definisi Telematika
Telematika merupakan adopsi dari bahasa Prancis yang
sebenarnya adalah “TELEMATIQUE” yang kurang lebih dapat diartikan sebagai
bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi.
Pertama kali istilah Telematika digunakan di Indonesia
adalah pada perubahan pada nama salah satu laboratorium telekomunikasi di ITB
pada tahun 1978.
Cikal bakal Laboratorium Telematika berawal pada tahun
1960-an. Sempat berganti-ganti nama mulai dari Laboratorium Switching lalu
Laboratorium Telekomunikasi Listrik. Seiring perjalanan waktu dan tajamnya visi
para pendiri, pada tahun 1978 dilakukan lagi perubahan nama menjadi
Laboratorium Telematika. Ketika itu, nama Telematika tidak sepopuler seperti
sekarang. Pada tahun 1978 itulah, di Indonesia, istilah Telematika pertama kali
dipakai.
Para praktisi mengatakan bahwa TELEMATICS merupakan
perpaduan dari dua kata yaitu dari “TELECOMMUNICATION and INFORMATICS” yang
merupakan perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah telematika juga
dikenal sebagai “the new hybrid technology” karena lahir dari perkembangan
teknologi digital. Dalam wikipedia disebutkan bahwa Telematics juga sering
disebut dengan ICT (Information and Communications Technology).
Salah satu milis internet Indonesia terbesar adalah
milis Telematika. Dari milis inipun tidak ada penjelasan mengapa milis ini
bernama telematika, yang jelas arsip pertama kali tercatat dikirimkan pada
tanggal 15 Juli 1999. Dari hasil pencarian di arsip mailing list Telematika
saya menemukan salah satu ulir diskusi menarik (membutuhkan login) tentang
penamaan Telematika yang dikirimkan oleh Paulus Bambang Wirawan.
Pemanfaatan Telematika
Istilah telematika sering
dipakai untuk beberapa macam bidang, sebagai contoh adalah:
• Integrasi antara sistem telekomunikasi dan
informatika yang dikenal sebagai Teknologi Komunikasi dan Informatika atau ICT
(Information and Communications Technology). Secara lebih spesifik, ICT
merupakan ilmu yang berkaitan dengan pengiriman, penerimaan dan penyimpanan
informasi dengan menggunakan peralatan telekomunikasi.
•
Secara umum, istilah telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem
Navigasi/Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai bagian
integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication
technology).
•
Secara lebih spesifik, istilah telematika dipakai untuk bidang kendaraan dan
lalulintas (road vehicles dan vehicle telematics). Ragam Bentuk Telematika
Ragam bentuk yang akan disajikan merupakan aplikasi yang sudah berkembang
diberbagai sector
•
E-government E-goverment dihadirkan dengan maksud untuk administrasi
pemerintahan secara elektronik. Di Indonesia ini, sudah ada suatu badan yang
mengurusi tentang telematika, yaitu Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI).
•
E-Commerce Prinsip e-commerce tetap pada transaksi jual beli. Semua proses
transaksi perdagangan dilakukan secara elektronik. Mulai dari memasang iklan
pada berbagai situs atau web, membuat pesanan atau kontrak, mentransfer uang,
mengirim dokumen, sampai membuat claim.
•
E-Learning adanya teknologi telematika, yang dapat menghubungkan guru dengan
muridnya, dan mahasiswa dengan dosennya. Melihat hasil perolehan belajar berupa
nilai secara online, mengecek jadwal kuliah, dan mengirim naskah tugas, dapat
dilakukan.
Penerapan Telematika Di
Bidang Pendidikan
Telematika sekarang sudah sangat jauh berkembang dan
mengakselerasi perkembangan di zaman informasi. Peranannya sudah menyentuh
berbagai bidang dalam kehidupan, salah satu Contohnyadalam
bidang pendidikan. Pada bidang pendidikan, peran telematika sangat membantu
terutama dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan telematika di dunia
pendidikan sudah banyak dimanfaatkan, diantaranya adalah :
1. E-Book/
Buku Elektronik
Di
setiap jenjang pendidikan pasti mempunyai materi sesuai kurikulum, jaman dulu
mereka mendistribusikan buku- buku secara lansung, hal ini tentunya tidak
efektif maka untuk mempermudah mereka membuat buku yang di buat secara sotf
copy dan tidak mencetak kedalam penerbitan buku, buku inilah disebut e-book
atau buku elektronik. Buku elektronik atau e-book adalah salah satu teknologi
yang memanfaatkan komputer untuk menayangkan informasi multimedia dalam bentuk
yang ringkas dan dinamis. Dalam sebuah e-book dapat diintegrasikan tayangan
suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga informasi yang disajikan
lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional. Jenis e-book paling sederhana
adalah yang sekedar memindahkan buku konvensional menjadi bentuk elektronik
yang ditayangkan oleh komputer. Keuntungan lainnya ebook dapat disimpan
sebanyak-banyaknya dan dibawa kemana saja dalam tablet tanpa harus repot
menenteng banyak buku.
2. E-Mail/
Surat Elektronik
Untuk
mendukung komunikasi di jaman sekarang kita bisa menggunakan email, dan sudah
tidak jamannya lagi harus ketemu muka bila ada sesuatu yang mau di
konsultasikan, Dengan aplikasi sederhana seperti email maka seorang dosen,
pengelola, orang tua dan mahasiswa dapat dengan mudah berhubungan. Dalam
kegiatan di luar kampus mahasiswa yang menghadapi kesulitan dapat bertanya
lewat email.
3. E-Library/
Perpustakaan Digital
e-library
singkatan dari electronic library merupakan perpustakaan yang sebagian besar
bentuk bukunya adalah dalam bentuk format digital dan hanya dapat di akses
melalui komputer. Perpustakaan ini dalam bentuk virtual dapat menyimpan semua
e-book dan kita dapat mengunduhnya secara gratis. Perpustakaan yang biasanya
berisi arsip-arsip buku dengan di Bantu dengan teknologi informasi dan internet
dapat dengan mudah mengubah konsep perpustakaan yang pasif menjadi agresif
dalam berinteraksi dengan penggunanya. Homepage dari The Library of Congress
merupakan salah satu perpustakaan yang terbesar di dunia. Saat ini sebagian
informasi yang ada di perpustakaan itu dapat di akses melalui internet.
4.
Ensiklopedi Elektronik
Sebagian
penerbit ensiklopedia saat ini telah mulai bereksperimen menggunakan media DVD
untuk menampung ensiklopedia sehingga diharapkan ensiklopedia di masa mendatang
tidak hanya berisi tulisan dan gambar saja, tapi juga video, audio, tulisan dan
gambar dan bahkan gerakan serta interaksi langsung. Pada saat ini Informasi
yang terkandung dalam ensklopedia sudah mulai bisa diakses melalui internet.
Seperti Wikipedia. Hal ini membuat data dan informasi yang terkandung dalam
ensiklopedi elektronik dapat diperbaharui secara cepat dan tidak lagi
bergantung pada sekelompok pengarang tetapi semua orang dapat berpartisipasi
dalam memperbaiki, meng-update dan mengembangkan informasi yang ada didalamnya.
5.
Video Teleconference
Seiring
berkembangnya teknologi multimedia dan koneksi yang murah membuat kegiatan
proses belajar bisa di lakukan kapan saja dan di mana saja yaitu menggunakan
teknologi teleconference. Bahkan di dunia bisnis ini sangat efektif apalagi di
dunia pendidikan.Keberadaan teknologi ini memungkinkan siswa atau mahasiswa
dari seluruh dunia untuk dapat berkenalan, saling mengenal bangsa di dunia.
Teknologi ini dapat digunakan sebagai sarana diskusi, simulasi dan dapat
digunakan untuk bermain peran pada kegiatan pembelajaran yang berfungsi
menumbuhkan kepercayaan diri dan kerjasama yang bersifat sosial.
6.
Sistem Distribusi Bahan Secara Elektronis ( digital )
Dengan
adanya sistem ini maka keterlambatan serta kekurangan bahan belajar bagi warga
belajar yang tinggal di daerah terpencil dapat teratasi.
7. E-Learning
Hampir
setiap jenjang pendidikan disetiap websitenya memasukan modul e-Learning,
Sebenarnya apa itu e-Learning? e-Learning merupakan singkatan dari Elektronic
Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan
media elektronik khususnya internet sebagai system pembelajarannya. e-Learning
merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi.
e-Learning
merupakan contoh dari berkembangnya dunia pendidikan dari cara konvensional
(tatap muka di kelas) ke cara yang lebih terbuka melalui internet. Hal ini
dapat terjadi karena adanya teknologi telematika yang dapat menghubungkan
pengajar dengan muridnya. Kegiatan seperti memberikan materi belajar, melakukan
ujian, mengirim tugas, mengecek nilai dapat dilakukan secara elektronik.
Perkembangan e-learning didukung dengan banyaknya website bernuansa pendidikan
yang dibangun sehingga memudahkan pengaksesan pendidikan oleh siapapun yang
ingin belajar tanpa dibatasi oleh umur, gender dan waktu.
8.
Tele-edukasi dan Latihan Jarak Jauh dalam Cyber System
Tele-edukasi
merupakan pengembangan dari e-Learning. Proses pembelajaran ini bisa di lakukan
di daerah yang sudah maju untuk masalah koneksi serta perangkat yang
mendukungnya. Sebab pendidikan dan pelatihan jarak jauh diperlukan untuk
memudahkan akses serta pertukaran data, pengalaman dan sumber daya dalam rangka
peningkatan mutu dan keterampilan professional dari SDM di Indonesia. Pada akhirnya
jaringan ini diharapkan dapat menjangkau serta dapat memobilisasikan potensi
masyarakat yang lain, termasuk dalam usaha, dalam rangka pembangunan serta
kelangsungan kehidupan ekonomi di Indonesia, baik yang bersifat pendidikan
formal maupun nonformal dalam suatu “cyber system”.
Dampak
positif dan negati telematika di dalam pendidikan.
Setiap
perkembangan atau hal yang baru pasti ada efeknya, baik efek secara langsung
maupun tidak langsung dan akan memberikan dampak dimasyarakat. Termasuk
perkembangan Telematika pasti ada dampak positif dan negatifnya, yang beberapa
diantaranya adalah :
Dampak
Positif :
1.
Proses belajar mengajar bisa di lakukan di mana saja.
2.
Menjadikan proses belajar mengajar menjadi jauh lebih
mudah, karena materi disampaikan dengan variasi yang menarik.
3.
Tidak perlu bertatap muka dengan pengajar, cukup
mengakases materinya melalui internet.
4.
Membuat jarak yang sangat jauh jadi terasa dekat serta
tidak ada batasan waktu dan tempat.
5.
Membuat manusia akan selalu belajar dengan teknologi
dan mengikuti perkembangan zaman.
6.
Memudahkan dalam pencarian informasi mengenai
pelajaran, jurnal ilmiah, makalah bahkan untuk kuliah jarak jauh.
7.
Hemat biaya dan waktu.
8.
Tidak terbatas ruang dan waktu.
9.
Standarisasi materi.
10.
Otomatisasi administrasi.
11.
Materi dapat diakses dimana saja.
12.
Meringkas segalanya. contoh, kita tidak harus membawa
banyak buku diktat.
Dampak
Negatif :
1.
Penyalahgunaan teknologi untuk merusak data (crakcer)
oleh orang yang tidak bertanggung jawab seperti menghack computer untuk
mengubah nilai yang diperoleh.
2.
Mudahnya untuk melakukan tindakan plagiatisme.
3.
Privasi tidak terlindungi karena selalu berhubungan
dengan teknologi.
4.
Aspek sosial sebagai manusia turun karena jarang
bertemu langsung sehingga membuat proses interaksi antar sesama manusia kurang
yang menyebabkan rentannya timbul perpecahan.
5.
Kemungkinan terjadi kesalahan fatal akibat kurang
akuratnya data yang diinput sehingga menyebabkan informasi yang diterima orang
berikutnya ataupun sistem yang membaca informasi tersebut tidak akurat.
6.
Membuat manusia menjadi pemalas dan pikiran tidak
berkembang karena telah dimanjakan oleh teknologi yang mempermudah segalanya.
7.
Rentan terpecah fokus belajarnya karena banyaknya
hiburan yang bisa diperoleh melalui komputer, seperti bermain game, dengar
musik nonton film.
8.
Menjadi terlalu bergantung dengan teknologi tanpanya
proses pemecahan masalah akan berjalan sangat lambat.
Arsitektur Telematika
Menurut kamus istilah arsitektur dapat diartikan sebagai struktur
desain komputer dan semua rinciannya, seperti sistem sirkuit, chip, bus untuk
ekspansi slot, BIOS dan sebagainya. Tiga elemen utama sebuah arsitektur,
masing-masing sering dianggap sebagai arsitektur, adalah:
1.
Arsitektur sistem pemrosesan, menentukan standar
teknis untuk hardware, lingkungan sistem operasi, dan software aplikasi, yang
diperlukan untuk menangani persyaratan pemrosesan informasi perusahaan dalam
spektrum yang lengkap. Standar merupakan format, prosedur, dan antar muka, yang
menjamin bahwa perlengkapan dan software dari sekumpulan penyalur akan bekerja
sama.
2.
Arsitektur telekomunikasi dan jaringan, menentukan
kaitan di antara fasilitas komunikasi perusahaan, yang melaluinya informasi
bergerak dalam organisasi dan ke peserta dari organisasi lain, dan hal ini juga
tergantung dari standar yang berlaku.
3.
Arsitektur data, sejauh ini merupakan yang paling
rumit diantara ketiga arsitektur di atas, dan termasuk yang relatif sulit dalam
implementasinya, menentukan organisasi data untuk tujuan referensi silang dan
penyesuaian ulang, serta untuk penciptaan sumber informasi yang dapat diakses
oleh aplikasi bisnis dalam lingkup luas.
Dengan
kemajuan teknologi telekomunikasi dan teknologi informasi atau lebih dikenal
dikenal dengan istilah Telematika atau dalam istilah asingnya ICT (Information
and Communication Technology) menawarkan sesuatu yang pada awal perkembangan
komputer sangatlah mahal yaitu mini komputer, workstation dan personal komputer
yang memiliki kemampuan setara mainframe dengan harga yang jauh lebih murah.
Hal itu mendorong munculnya paradigma baru dalam pemrosesan data yaitu apa yang
disebut Distributed Processing dimana sejumlah komputer mini komputer,
workstation atau personal komputer menangani semua proses yang didistribusikan
secara phisik melalui jalur jaringan komunikasi.
Salah
satu bentuk dari distributed processing adalah arsitektur client-server.
MenurutWikipedia, klien-server atau client-server merupakan
sebuah paradigma dalam teknologi informasi yang merujuk kepada cara untuk
mendistribusikan aplikasi ke dalam dua pihak: pihak klien dan pihak server.
Dalam model klien/server, sebuah aplikasi dibagi menjadi dua bagian yang
terpisah, tapi masih merupakan sebuah kesatuan yakni komponen klien dan
komponen server. Komponen client juga sering disebut sebagai front-end,
sementara komponen server disebut sebagai back-end.
Komponenclient dari aplikasi tersebut dijalankan dalam sebuah
workstation dan menerima masukan data dari pengguna. Komponen client tersebut
akan menyiapkan data yang dimasukkan oleh pengguna dengan menggunakan teknologi
pemrosesan tertentu dan mengirimkannya kepada komponen server yang
dijalankan di atas mesinserver, umumnya dalam bentuk request terhadap
beberapa layanan yang dimiliki olehserver. Komponen server akan
menerima request dari clinet, dan langsung memprosesnya dan
mengembalikan hasil pemrosesan tersebut kepada client. Clientpun
menerima informasi hasil pemrosesan data yang dilakukan server dan
menampilkannya kepada pengguna, dengan menggunakan aplikasi yang berinteraksi
dengan pengguna.
Beberapa model arsitektur
klien-server:
1.
Arsitektur Mainframe
Pada arsitektur ini,
terdapat sebuah komputer pusat (host) yang memiliki sumber daya yang sangat
besar, baik memori, processor maupun media penyimpanan. Mainframe menyediakan
sedikit waktu dan sebagian memorinya untuk setiap pemakai (user), kemudian
berpindah lagi kepada pemakain lain, lalu kembali kepemakai yang pertama.
Perpindahan ini tidak dirasakan oleh pemakai, seolah-olah tidak ada apa-apa.
Jenis komputer ini memiliki suatu Central Processing Unit, Storage Device yang
agak besar (kira-kira sebesar 2 lemari pakaian) dan ditempatkan pada tempat
tersendiri. Peralatan CPU dan Storage tersebut dihubungkan dengan banyak
terminal yang terdiri dari keyboard dan monitor saja. Melalui komputer
terminal, pengguna mengakses sumber daya tersebut. Komputer terminal hanya
memiliki monitor/keyboard dan tidak memiliki CPU. Semua sumber daya yang
diperlukan terminal dilayani oleh komputer host. Model ini berkembang pada
akhir tahun 1980-an.
2.
Arsitektur File Sharing
Pada arsitektur ini
komputer server menyediakan file-file yang tersimpan di media penyimpanan
server yang dapat diakses oleh pengguna. Arsitektur file sharingmemiliki
keterbatasan, terutama jika jumlah pengakses semakin banyak serta ukuran file
yang di shaing sangat besar. Hal ini dapat mengakibatkan transfer data menjadi
lambat. Model ini populer pada tahun 1990-an.
3.
Arsitektur Client/Server
Karena keterbatasan sistem file
sharing, dikembangkanlah arsitektur client/server. Dengan
arsitektur ini, query data ke server dapat terlayani dengan lebih cepat karena
yang ditransfer bukanlah file, tetapi hanyalah hasil dari query tersebut. RPC (Remote
Procedure Calls) memegang peranan penting pada arsitektur
client/server. Client server dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu model Two-tier dan Three-tier.
4.
Model Two-tier
Model Two-tier terdiri dari tiga komponen yang disusun
menjadi dua lapisan : client(yang meminta serice) dan server (yang
menyediakan service). Tiga komponen tersebut yaitu :
1.
User Interface. Adalah antar muka program aplikasi
yang berhadapan dan digunakan langsung oleh user.
2.
Manajemen Proses.
3.
Database.
Model ini memisahkan peranan user
interface dan database dengan jelas, sehingga terbentuk dua lapisan.
Pada
gambar tersebut, user interface yang merupakan bagian dari program aplikasi
melayani input dari user. Input tersebut diproses oleh Manajemen Proses dan
melakukan query data ke database (dalam bentuk perintah SQL). Pada database
server juga bisa memiliki Manajemen Proses untuk melayani query tersebut,
biasanya ditulis ke dalam bentuk Stored Procedure.
5. Model
Three-tier
Pada
model ini disisipkan satu layer tambahan diantara user interface tier dan
database tier. Tier tersebut dinamakan middle-tier. Middle-Tier terdiri
dari bussiness logic dan rules yang menjembatani query user dan database,
sehingga program aplikasi tidak bisa mengquery langsung ke database server,
tetapi harus memanggil prosedur-prosedur yang telah dibuat dan disimpan pada
middle-tier. Dengan adanya server middle-tier ini, beban database server
berkurang. Jika query semakin banyak dan/atau jumlah pengguna bertambah, maka
server-server ini dapat ditambah, tanpa merubah struktur yang sudah ada. Ada
berbagai macam software yang dapat digunakan sebagai server middle-tier.
Contohnya MTS (Microsoft Transaction Server) dan MIDAS.
Sumber :