Tak Populer di Indonesia, 5 Band Ini Justru Populer di Mancanegara

Gugun Blues Shelter

Band Indonesia beraliran blues ini, dibentuk di Jakarta pada 2004. Band yang digawangi oleh Gugun (gitar), Jono (bass), dan Bowie (drum) itu, telah merilis tiga album, yaitu Get The Bug (2004), Turn it On (2007), dan Gugun Blues Shelter (2010). Album-album tersebut dirilis di Amerika Serikat, serta hanya dipasarkan di Amerika dan Eropa.

Sebelum tenar, GBS dikenal lewat berbagai kompetisi internasional. Dan salah satu prestasi terbaiknya adalah tampil sebagai band Indonesia dan Asia tenggara pertama dalam festival musik terbesar di dunia di Hyde Park, London, Inggris.


The Sigit

Band asal Bandung , Jawa Barat itu, sempat dibahas dalam majalah musik NME pada 2005 silam. Sama seperti GBS, The Sigit juga lebih memilih label luar negeri, ketimbang dalam negeri, yakni Australia.

Pada Juni 2007, The Sigit pun pernah mendapatkan acungan jempol oleh masyarakat Australia, lewat turnya yang dilakukan selama sebulan.

Tak hanya Australia, The Sigit juga pernah melakukan tur ke sejumlah kota di Amerika dan Hong Kong. Lalu, pada tahun ini, The Sigit terpilih menjadi perwakilan Indonesia dalam festival musik Rock and Roots di Singapura.

The Tielman Brothers

The Tielman Brothers merupakan band tertua Indonesia yang masuk ke dapur rekaman mancanegara, tepatnya pada era 1950-an. Namun, grup band yang terkenal dengan aksi lompatan dan gulingannya itu, justru tak populer di dalam negeri. Mereka justru begitu populer di Eropa.

Padahal, salah satu personelnya, Andy Tielman adalah orang yang pertama kali mempopulerkan aksi bermain gitar dengan gigi, di belakang kepala dan di belakang badan. Jauh sebelum Jimmy Hendrix dan Jimmy Page.

Dan, salah satu prestasi The Tielman Brothers adalah ketika dipercaya sebagai band pembuka The Beatles.


Mocca

Mocca adalah kelompok musik indie asal Bandung, Jawa Barat, yang mengawali perjalanannya ke mancanegara, tepatnya di Singapura pada 2005. Saat itu ,album Mocca dirilis oleh label asal Singapura, Fruit Records.

Setelah itu, album mereka juga dirilis oleh label Malaysia, Jepang dan Korea. Karena memiliki penggemar yang begitu besar di Jepang dan Korea, sejumlah agensi iklan di negara tersebut sempat menjadikan lagu band tersebut untuk produk iklan.

White Shoes and the Couples Company

Band jebolan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) itu mampu membuktikan bahwa musik dengan bahasa Indonesia mampu berbicara di pentas internasional. Album pertama mereka dirilis oleh label asal Chicago, Minty Fresh, yang juga sukses mempopulerkan The Cardigans. Pada 2008 lalu, White Shoes bermain berkesempatan bermain di Amerika dalam CMJ Music Marathon dan SXSW Music Festival. Dan pada tahun ini, mereka juga mengadakan tur Eropa, di antaranya di Prancis dan Belanda.

0 komentar:

Posting Komentar