Andrian Septiadi
10111818
Kalimat
efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya
secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula.
Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan
gagasan atau pikiran pada pendengar atau pembaca. Dengan kata lain, kalimat
efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara
secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan
mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya.
Ciri-ciri kalimat
efektif :
1. Koherensi
Yaitu hubungan timbal-balik yang baik dan
jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kata itu.
Setiap bahasa memiliki kaidah-kaidah tersendiri bagaimana mengurutkan gagasan
tersebut. Ada bagian-bagian kalimat yang memiliki hubungan yang lebih erat
sehingga tidak boleh dipisahkan, ada yang lebih renggang kedudukannya sehingga
boleh ditempatkan dimana saja, asal jangan disisipkan antara kata-kata atau
kelompok-kelompok kata yang rapat hubungannya.
2. Kesatuan
Syarat kalimat efektif haruslah mempunyai struktur
yang baik. Artinya, kalimat itu harus memiliki unsure-unsur subyek dan
predikat, atau bisa ditambah dengan obyek, keterangan, dan unsure-unsur subyek,
predikat, obyek, keterangan, dan pelengkap, melahirkan keterpautan arti yang
merupakan cirri keutuhan kalimat.
Contoh: Ibu menata ruang tamu tadi pagi.
S P Pel K
S P Pel K
Dari contoh tersebut, kalimat ini jelas maknanya,
hubungan antar unsur menjadi jelas sehingga ada kesatuan bentuk yang membentuk
kepaduan makna. Jadi, harus ada keseimbangan antara pikiran atau gagasan dengan
struktur bahasa yang digunakan.
3. Kehematan
3. Kehematan
Kehematan yang dimaksud berupa kehematan dalam
pemakaian kata, frase atau bentuk lainnya yang dianggap tidak diperlukan.
Kehematan itu menyangkut soal gramatikal dan makna kata. Tidak berarti bahwa
kata yang menambah kejelasan kalimat boleh dihilangkan. Berikut unsur-unsur penghematan
yang harus diperhatikan:
Frase pada awal kalimat
Contoh :
Sulit untuk menentukan diagnosa jika keluhan hanya berupa sakit perut, menurut para ahli bedah.
Sulit untuk menentukan diagnosa jika keluhan hanya berupa sakit perut, menurut para ahli bedah.
Pengurangan subyek kalimat
Contoh:
– Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui mempelai memasuki ruangan. (salah)
– Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui mempelai memasuki ruangan. (salah)
4. Paralelisme
Paralelisme atau kesejajaran adalah kesamaan
bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama
menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama
menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus
menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
5. Penekanan
Gagasan pokok atau misi yang ingin ditekankan oleh
pembicara biasanya dilakukan dengan memperlambat ucapan, melirihkan suara, dan
sebagainya pada bagian kalimat tadi. Dalam penulisan ada berbagai cara untuk
memberikan penekanan yaitu :
Posisi dalam kalimat
Untuk memberikan penekanan dalam kalimat, biasanya
dengan menempatkan bagian itu di depan kalimat. Pengutamaan bagian kalimat
selain dapat mengubah urutan kata juga dapat mengubah bentuk kata dalam
kalimat.
Contoh :
– Salah satu indikator yang menunjukkan tak efesiennya Pertamina, menurut
pendapat Prof. Dr. Herman Yohanes adalah rasio yang masih timpang antara jumlah
pegawai Pertamina dengan produksi minyak.
- Rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai
Pertamina dengan produksi minyak adalah salah satu indikator yagn menunjukkan
tidak efisiennya Pertamina. Demikian pendapat Prof. Dr. Herman Yohanes.
Urutan yang logis
Sebuah kalimat biasanya memberikan sebuah kejadian
atau peristiwa. Kejadian yang berurutan hendaknya diperhatikan agar urutannya
tergambar dengan logis. Urutan yang logis dapat disusun secara kronologis,
dengan penataan urutan yang makin lama makin penting atau dengan menggambarkan
suatu proses.
Contoh :
– Kehidupan anak muda itu sulit dan tragis.
– Kehidupan anak muda itu sulit dan tragis.
6. Kevariasian
Untuk menghindari kebosanan dan keletihan saat
membaca, diperlukan variasi dalam teks. Ada kalimat yang dimulai dengan subyek,
predikat atau keterangan. Ada kalimat yang pendek dan panjang.
a). Cara
memulai
Subyek pada awal kalimat.
Contoh:
– Bahan biologis menghasilkan medan magnetis dengan tiga cara.
– Bahan biologis menghasilkan medan magnetis dengan tiga cara.
Predikat pada awal kalimat (kalimat inversi sama
dengan susun balik)
Contoh:
– Turun perlahan-lahan kami dari kapal yang besar itu.
Kata modal pada awal kalimat
Dengan adanya kata modal, maka kalimat-kalimat
akan berubah nadanya, yang tegas menjadi ragu tau sebaliknya dan yagn keras
menjadi lembut atau sebaliknya.
Untuk menyatakan kepastian digunakan kata: pasti, pernah, tentu, sering, jarang, kerapkali, dan sebagainya.
Untuk menyatakan ketidakpastian digunakan : mungkin, barangkali, kira-kira, rasanya, tampaknya, dan sebagainya.
Untuk menyatakan kesungguhan digunakan: sebenarnya, sesungguhnya, sebetulnya, benar, dan sebagainya.
Untuk menyatakan kepastian digunakan kata: pasti, pernah, tentu, sering, jarang, kerapkali, dan sebagainya.
Untuk menyatakan ketidakpastian digunakan : mungkin, barangkali, kira-kira, rasanya, tampaknya, dan sebagainya.
Untuk menyatakan kesungguhan digunakan: sebenarnya, sesungguhnya, sebetulnya, benar, dan sebagainya.
Contoh:
– Sering mereka belajar bersama-sama.
– Sering mereka belajar bersama-sama.
b).
Panjang-pendek kalimat.
Tidak selalu kalimat pendek mencerminkan kalimat
yang baik atau efektif, kalimat panjang tidak selalu rumit. Akan sangat tidak
menyenangkan bila membaca karangan yang terdiri dari kalimat yang seluruhnya
pendek-pendek atau panjang-panjang. Dengan menggabung beberapa kalimat tunggal
menjadi kalimat majemuk setara terasa hubungan antara kalimat menjadi lebih
jelas, lebih mudah dipahami sehingga keseluruhan paragraf merupakan kesatuan
yang utuh.
c). Jenis
kalimat.
Biasanya dalam menulis, orang cenderung
menyatakannya dalam wujud kalimat berita. Hal ini wajar karena dalam kalimat
berita berfungsi untuk memberi tahu tentang sesuatu. Dengan demikian, semua
yang bersifat memberi informasi dinyatakan dengan kalimat berita. Tapi, hal ini
tidak berarti bahwa dalam rangka memberi informasi, kalimat tanya atau kalimat
perintah tidak dipergunakan, justru variasi dari ketiganya akan memberikan
penyegaran dalam karangan.
d).
Kalimat aktif dan pasif.
Selain pola inversi, panjang-pendek kalimat,
kalimat majemuk dan setara, maka pada kalimat aktif dan pasif dapat membuat
tulisan menjadi bervariasi.
e).
Kalimat langsung dan tidak langsung.
Biasanya yang dinyatakan dalam kalimat langsung
ini adalah ucapan-ucapan yang bersifat ekspresif. Tujuannya tentu saja untuk
menghidupkan paragraf. Kalimat langsung dapat diambil dari hasil wawancara,
ceramah, pidato, atau mengutip pendapat seseorang dari buku.
7.
Logis/Nalar
Suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi
dalam kalimat tersebut dapat diterima oleh akal atau nalar. Logis atau tidaknya
kalimat dilihat dari segi maknanya, bukan strukturnya. Kelogisan kalimat tampak
pada gagasan dan pendukungnya yang dipaparkan dalam kalimat. Suatu kalimat
dikatakan logis apabila gagasan yang disampaikan masuk akal, hubungan antar
gagasan dalam kalimat masuk akal, dan hubungan gagasan pokok serta gagasan
penjelas juga masuk akal.
Contoh kalimat salah nalar:
a. Waktu dan tempat dipersilahkan. (siapa yang
dipersilahkan)
b. Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)
b. Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)
0 komentar:
Posting Komentar